Setda Rembang – Pemerintah Kabupaten Rembang mulai merumuskan strategi menghadapi inflasi tahun 2024. Penyusunan perencanaan langkah kerja akan segera dilakukan Pemkab Rembang melalui beberapa sektor strategis.
Asisten Administrasi Umum Sekda Kabupaten Rembang, Dwi Wahyuni Hariyati seusai mengikuti kegiatan release berita statistic di Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Rembang, Kamis (1/2/2024) mengharapkan dinas-dinas yang membidangi untuk segera menyusun rencana kerja untuk langkah antisipasi inflasi.
“Misal nanti Maret ketika puasa harga mulai naik, dipetakan komoditas apa saja. Memungkinkan tidak, kerja sama dengan daerah lain. Kalau cabai naik harganya, mendatangkan cabai dari daerah penghasil untuk intervensi harga,” kata Dwi Wahyuni.
Kepala BPS Kabupaten Rembang, Teguh Iman Santoso menjelaskan inflasi Rembang tahun ke Tahun (Januari 2024 terhadap Januari 2023) sebesar 4,93%. Angka tersebut menjadi nomor kedua tingkat nasional, setelah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Dijelaskan, penyumbang inflasi terbesar di Kabupaten Rembang diantaranya beras, cabai merah, bawang putih, kemudian rokok sigaret kretek mesin dan tahu mentah. “Sedangkan 5 komoditas yang harganya turun dan memberikan andil terbesar pada deflasi, meliputi bawang merah, cabai rawit, bensin, telur ayam ras dan udang basah,” jelasnya.
Ditambahkan, sembilan daerah di Jawa Tengah menjadi sasaran penghitungan inflasi yaitu Cilacap, Purwokerto, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Rembang, Kabupaten Kudus, Kota Surakarta, Kota Semarang dan Kota Tegal.
Disisilain, Kabag Perekonomian Dan SDA Setda Rembang, Nugroho Septiawan Widyatmoko mengungkapkan biasanya 10 besar daerah dengan inflasi tertinggi di Indonesia akan dipanggil oleh Kementerian Dalam Negeri. Pihaknya menyebut angka ideal inflasi pada kisaran 2,5%. (Prokopimda)